Kamis, 12 April 2012

Pemimpin dan Lingkungan

Pemimpin adalah panutan, demikian sederhananya kita mendefinisikan pemimpin. Jadi seorang pemimpin adalah seseorang yang setiap gerak, ucapan (statemen –lahir batinnya) dan segala tingkah polahnya akan menjadi panutan dari yang dipimpim. Seorang pemimpin harus dikenal dan memperkenalkan diri kepada seluruh masyarakat yang dipimpinnya. Seorang presiden “tidak mungkin” datang ke rumah Anda untuk memperkenalkan diri. Namun lewat media (koran, televisi, radio dll) presiden dapat memperkenalkan diri keseluruh lapisan masyarakat. Pemimpin yang bijak akan bertutur bijak dan mengemban amanah kepemimpinannya secara bijak pula.

Kepemimpinan, sebagaimana yang dipelajari oleh banyak orang adalah sebagai berikut; Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Baik memimpin diri sendiri, orang lain (masyarakat) dari tingkat kepala Desa sampai Presiden.
Definisi kepemimpinan menurut Rost adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.
Menurut Danim kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ciri-Ciri Seorang Pemimpin
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi (membimbing diri sendiri atau orang lain terhadap adopsi ide, sikap, atau tindakan dengan cara rasional dan simbolik -meskipun tidak selalu logis- dan intensitas (kekuatan). Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Kepemimpinan Dalam Pandangan Islam
Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya. Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun:
Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al-Mukminun 8-11)
Selain dalam Al Qur’an Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam Haditsnya agar dapat menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan Allah SWT. Hal itu dijelaskan dalam Hadits berikut: 
Artinya: Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya (H. R. Bukhori)
Dalam sejarah nusantara,  kepemimpinan Gajah Mada (Maha Patih dari Kerajaan Majapahit) memperkenalkan kepemimpinan dengan istilah “Pustaka Hasta Dasa Parateming Prabu” atau 18 ilmu kepemimpinan antara lain:
1.  Wijaya
Artinya : Pemimpin harus mempunyai jiwa tenang, sabar dan bijaksana serta tidak lekas panik dalam menghadapi berbagai macam persoalan. Hanya dengan jiwa yang tenang masalah akan dapat dipecahkan.
2.  Mantriwira
Artinya : Pemimpin harus berani membela dan menegakkan kebenaran dan keadilan tanpa terpengaruh tekanan dari pihak manapun.
3.  Natangguan
Artinya : Pemimpin harus mendapat kepercayaan dari masyarakat dan berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan tersebut sebagai tanggung jawab dan kehormatan.
4.  Satya Bhakti Prabhu
Artinya : Pemimpin harus memiliki loyalitas kepada kepentingan yang lebih tinggi dan bertindak dengan penuh kesetiaan demi nusa dan bangsa.
5. Wagmiwak
Artinya : Pemimpin harus mempunyai kemampuan mengutarakan pendapatnya, pandai berbicara dengan tutur kata yang tertib dan sopan serta mampu menggugah semangat masyarakatnya.
6. Wicaksaneng Naya
Artinya : Pemimpin harus pandai berdiplomasi dan pandai mengatur strategi dan siasat.
7. Sarjawa Upasama
Artinya : Seorang pemimpin harus rendah hati, tidak boleh sombong, congkak, mentang-mentang jadi pemimpin dan tidak sok berkuasa.
8. Dhirotsaha
Artinya : Pemimpin harus rajin dan tekun bekerja, memusatkan rasa, cipta, karsa dan karyanya untuk mengabdi kepada kepentingan umum.
9. Tan Satrisna
Maksudnya : Seorang pemimpin tidak boleh pilih kasih terhadap salah satu golongan, tetapi harus mampu mengatasi segala paham golongan, sehingga dengan demikian akan mampu mempersatukan seluruh potensi masyarakatnya untuk menyukseskan cita-cita bersama.
10.  Masihi Samasta Bhuwana
Maksudnya : Seorang pemimpin mencintai alam semesta dengan melestarikan lingkungan hidup sebagai karunia Tuhan dan mengelola sumber daya alam dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan rakyat.
11.  Sih Samasta Bhuwana
Maksudnya : Seorang pemimpin dicintai oleh segenap lapisan masyarakat dan sebaliknya pemimpin mencintai rakyatnya.
12.  Negara Gineng Pratijna
Maksudnya : Seorang pemimpin senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan pribadi ataupun golongan, maupun keluarganya.
13.  Dibyacitta
Maksudnya : Seorang pemimpin harus lapang dada dan bersedia menerima pendapat orang lain atau bawahannya (akomodatif dan aspiratif).
14.  Sumantri
Maksudnya : Seorang pemimpin harus tegas, jujur, bersih dan berwibawa.
15.  Nayaken Musuh
Maksudnya : Seorang pemimpin harus dapat menguasai musuh-musuh, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, termasuk juga yang ada di dalam dirinya sendiri.
16.  Ambek Parama Artha
Maksudnya : Pemimpin harus pandai menentukan prioritas atau mengutamakan hal-hal yang lebih penting bagi kesejahteraan dan kepentingan umum.
17.  Waspada Purwa Artha
Maksudnya : Pemimpin selalu waspada dan mau melakukan mawas diri (introspeksi) untuk melakukan perbaikan.
18.  Prasaja
Artinya  : Seorang pemimpin supaya berpola hidup sederhana (Aparigraha), tidak berfoya-foya atau serba gemerlap.
Pustaka Hasta Dasa Parateming Prabu inilah sebagai pegangan atau merupakan ajaran Maha Patih Gajah Mada pada zaman Kerajaan Majapahit.
Dari berbagai pendapat dan teori tersebut di atas, dalam pandangan Gajah Mada menyebutkan secara jelas bahwa seorang pemimpin harus memiliki panemu Masihi Samasta Bhuwana (mencintai alam dan melestarikan lingkungan). Jika seorang pemimpin memiliki semangat tersebut, maka dalam kepemimpinannya dia akan turut serta di dalam mengelola dan melestarikan alam sebagaimana mestinya. Jika panemu tersebut tidak dimiliki oleh seorang pemimpin, maka terhadap kerusakan alam dan lingkungan yang ada di kawasan yang dipimpinnya dia tidak akan peduli. (Disarikan dari berbagai sumber –gie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar