Jumat, 06 April 2012

Mengenal Tanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga)


Negeri kita adalah negeri kaya raya. Kekayaan negeri kita ada yang tersimpan di dalam lautan dan ada juga yang bertebaran di daratan. Tulisan ini memaparkan kekayaan berbagai jenis tumbuhan yang ada disekitar kita yang bisa difungsikan untuk taman di depan rumah sekaligus sebagai perlengkapan obat-obatan herbal yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun sejak dari jaman dahulu.
Dengan mengetahui warisan nenek moyang khususnya tanaman untuk obat-obatan keluarga ini, kita akan mampu menjadi generasi yang berbudaya, mewarisi budaya leluhur, dan melanjutkan dari generasi ke generasi. Ada banyak jenis tanaman untuk kesehatan di sekitar kita yang mulai kita lupakan dan kita abaikan. Kita cenderung memilih obat-obatan konfensional yang cenderung mengeluarkan uang. Kita lupa bahwa disekitar kita ada banyak tanaman bermanfaat dan tidak perlu merogoh uang dari saku.
 Satu hal lagi, seharusnya kita mempopulerkan tanaman tersebut (Toga) di tempat-tempat umum misalnya; di sekolahan, di balai desa, di lingkungan masjid, di puskesmas, dan tempat-tempat umum lainnya. Dengan demikian akan memberi inspirasi dan motivasi kepada setiap orang yang melihat tanaman tersebut dan akhirnya mau menanam di rumahnya sendiri-sendiri.
TOGA
Di tuliskan dalam sebuah situs (http://id.wikipedia.org) Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Sejarah TOGA (Pengobatan Keluarga) Bangsa-Bangsa
Mesir Kuno
Pada zaman Mesir kuno (Tahun 2500 Sebelum Masehi), para budak diberi ransum bawang untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu. Sejak itulah catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno. Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam (Papyrus Ehers). Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal.
Yunani Kuno
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 Sebelum Masehi), Theophrastus (Tahun 372 Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100 Sebelum Masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal. Mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan ke berbagai daratan lain.
China
Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu. Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu. Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra. Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.
Indonesia
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. Van Rheede Tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.
Sebagian Tanaman Toga

1.      Ciplukan (Physalis peruviana, Linn. 

Nama Lokal:
Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa)
Penyakit Yang Dapat Diobati: Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok;

Pemanfaatan:

1. Diabetes Mellitus

Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta akar-akarnya dan dibersihkan. Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

2. Sakit paru-paru

Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan buahnya). Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan disaring. Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas.

3. Ayan

Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak. Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin.

4. Borok

Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih. Cara membuat: ditumbuk sampai halus. Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit.

2.      Melati (Jasminum sambac, Ait.)

Nama Lokal : Jasmine (Inggris), Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab); Melati (Indonesia), Melur (Jawa), Malati (Sunda); Malate (Madura), Menuh (Bali).
Penyakit Yang Dapat Diobati : Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas.
Pemanfaatan:
1. Menghentikan ASI yang keluar berlebihan
Bahan: 1 genggam daun melati. Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus. Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.
2. Sakit mata (mata merah atau belek) Bahan: 1 genggam daun melati. Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus. Cara menggunakan: ditempel pada dahi, apabila sudah kering     diganti baru, ulangi sampai sembuh.
3. Bengkak akibat serangan daun lebah. Bahan: 1 genggam bunga melati. Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas sampai halus. Cara menggunakan: ditempel pada bagian yang disengat lebah.
4. Demam dan sakit kepala. Bahan: 1 genggam daun melati, 10 bunga melati. Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas dengan tangan, kemudian direndam dengan air dalam rantang     Cara menggunakan: air rendaman ini digunakan untuk kompres dahi.
5. Sesak napas. Bahan: 20 lembar daun melati dan garam secukupnya. Cara membuat: bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring.  Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.
Dengan belajar dan mempelajari berbagai tanaman yang ada dilingkungan kita, maka kita menjadi generasi yang tetap mengetahui tradisi leluhur kita. Selain itu lingkungan atau halaman atau taman di rumah kita akan menjadi asri, sejuk dan memberi manfaat bagi kesehatan kita. Jika anda ingin mengatahui berbagai tanaman disekitar kita, manfaat dan cara menggunakannya silahkan buka link; http://dennyhendrata.wordpress.com. (Disarikan dari berbagai sumber –Gie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar